Selasa, 27 Desember 2016

Apa Kabar Liburanmu, Teman-temanku?

Bismillahirrohmanirrohim...

Saat ini pasti kita lagi menikmati liburan bersama keluarga. Senengkan? Harus seneng dong yaaa... Kan berkumpul bersama keluarga, di ajak jalan-jalan, di beliin ini itu. Hmmm always happy deh yaaa...

Jika aku bagaimana?
Hihihi aku mah liburan pulang kampung. Kemana? Sidoarjo  
Trus ngapain saja? Wuuuiiiiiiiiih jangan ditanya ngapain saja teman-teman. Umikku kasih PR buanyak seabreng ! Tau PRnya apa? Dududududududuh syalalala... Aku dapat tugas mereview buku yang jumlahnya jika diukur, semeter lebih ! Hmmm... Kenyang buku deh aku pokoknya.

Trus aku marah gak sama Umikku? Awalnya jengkel sih, masa liburan gini disuruh baca dan review buku. Hiks...
Tapi kejengkalanku tak lama-lama... Aku makin ngerti mengapa Ummiku menyuruh demikian. Supaya aku terbiasa baca, review, nulis biar gak males. Biar makin lincah kosakatanya.

Ini nich penampakan buku yang WAJIB aku baca dan review *cmiiiiiiiiiw



Tingginya semeter lebiiiiiiiiih *wew belum buku yang lainnya  



Ini nih, hasil sebagian reviewku... Lumayan, jadi ndak lemes tangan ini walau liburan tetep nulis  

Kamis, 01 Agustus 2013

Kamis, 18 Juli 2013

Jauhi Dusta

“Jauhi dusta,  karena dusta membawa kamu pada dosa, dan dosa membawa kamu pada neraka. Lazimkanlah berkata jujur, karena jujur membawa kamu pada kebajikan, membawa kamu pada surga”. 

Arti Qaulan Sadida


Sebelum menjelaskan lebih jauh lagi tentang makna atau arti Qaulan Sadida maka saya akan menyuguhkan atau memafarkan yang mana telah ada dlam al-qur'an dam surat 4:9 yang artinya  “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Qaulan Sadida yaitu perkataan yang benar” (QS. 4:9)
Qaulan Sadida menurut pemaparan atau arti dari surat di atas yaitu suatu pembicaraan, ucapan, atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa). Dari segi substansi, komunikasi Islam harus menginformasikan atau menyampaikan kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta.
Serta ada suatu pendapat dari seorang ilmuan yaitu yang bernama; Alferd Korzybski, peletak dasar teori general semantics menyatakan bahwa penyakit jiwa , baik individual maupun sosial, timbul karena penggunaan bahasa yang tidak benar. Ada beberapa cara menutup kebenaran dengan komunikasi. Pertama, menggunakan kata-kata yang sangat abstark, ambigu, atau menimbulkan penafsiran yang sangat berlainan apabila kita tidak setuju dengan pandangan kawan kita. Kedua, menciptakan istilah yang diberi makna lain berupa eufimisme atau pemutarbalikan makna terjadi bila kata-kata yang digunakan sudah diberi makna yang sama sekali bertentangan dengan makna yang lazim.
Serta dalam perinsip dari Qaulan Sadida yaitu Tidak Sombong Arti kata dari qaulan sadidan adalah tidak bohong. Nabi Muhammad saw bersabda, “Jauhi dusta,  karena dusta membawa kamu pada dosa, dan dosa membawa kamu pada neraka. Lazimkanlah berkata jujur, karena jujur membawa kamu pada kebajikan, membawa kamu pada surga”. Al-Quran menyuruh kita selalu berkata benar, supaya kita tidak meninggalkan keturunan yang lemah.
Nabi Muhammad saw dengan mengutip Al-Quran menjelaskan bahwa orang beriman tidak akan berdusta. Dalam perkembangan sejarah, umat Islam sering dirugikan karena berita-berita dusta. Yang paling parah, ketika bohong memasuki teks-teks suci yang menjadi rujukan. Yang mana sampai kapanpun itu suatu kebohongan tidakakan pernah berhasil memasuki Al-Quran karena keaslian Al-Quran sudah dijamin oleh Allah.
Ada beberapa hadits dan ayat al-Qur’an yang menganjurkan supaya kita harus berbicara baik dan benar yaitu sebagai berikut :
“Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta” (QS. Al-Hajj:30).
“Hendaklah kamu berpegang pada kebenaran (shidqi) karena sesungguhnya kebenaran itu memimpin kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
“Katakanlah kebenaran walaupun pahit rasanya” (HR Ibnu Hibban).
“Dan berkatalah kamu kepada semua manusia dengan cara yang baik” (QS. Al-Baqarah:83).
“Sesungguhnya segala persoalan itu berjalan menurut ketentuan” (H.R. Ibnu Asakir dari Abdullah bin Basri)”.
Dilihat dari segi redaksi Qur’an dan hadits yang di paparkan di atas yaitu, komunikasi Islam harus menggunakan kata-kata yang baik dan benar, baku, sesuai kadiah bahasa yang semestinya di gunakan sesuai perintah Allah SWT.
Serta komunikasi didalam bahasa Indonesia, maka komunikasi hendaknya menaati kaidah tata bahasa dan mengguakan kata-kata baku yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Diariku

Diariku...